weLc0mE

hhay...
welcome to my blog guys.....

Rabu, 18 September 2013

Inisiasi 1 Pend. Agama Islam

Inisiasi 1: Tuhan dan Ketuhanan Yang Maha Esa Kebutuhan akan makhluk akan sang khalik tidak bisa dihindarkan. Makhluk sebagai ciptaan, bagaimanapun sangat bergantung kepada sang pencipta (khalik). Ketergantungan ini menurut Murthada Muthahari, karena memang potensi tersebut sudah ada dalam setiap diri makhluk.Pada benda-benda mati Potensi ini disebut watak (al-thabi'ah)yang menunjukan ciri khas atau karakteristik makhluk itu masing-masing. Pada hewan disebut naluri (al-gharizah)sedangkan pada manusia disebut fitrah. Hubungan manusia dengan agama tampaknya merupakan hubungan yang bersifat kodrati.Agama sendiri menyatu dalam fitrah penciptaan manusia, hal ini terwujud dalam bentuk seperti ketundukan, kerinduan ibadah, serta sifat-sifat luhur lainnya. Maka ketika manusia tidak beriman kepada Allah SWT atau melakukan perbuatan dosa dan pembangkangan kepada Tuhan; ia berarti telah menyimpang dari ketentuan kodrati tadi.Kebutuhan manusia akan Tuhan adalah suatu keniscayaan Tuhan adalah Maha, ini direfleksikan dengan bentuk keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan adalah Maha Esa dalam dzat-Nya, disebut tauhid al-dzat. Artinya Tuhan adalah satu-satunya dzat yang tak terbilang dan tidak tersusun dari elemen-elemen. Tuhan adalah mukhalafatun li al-hawadits (berbeda dengan makhluk-Nya) Tuhan tidak tunduk pada ruang dan waktu (space and time. Oleh karena itu Tuhan tidak bisa dipersonifikasikan dalam bentuk apapun yang bersifat materi (dibatasi ruang dan waktu)Tuhan tiada anthropomorphisme (keserupaan) dengan yang selain diri-nya (QS.42:11) Ada tiga aspek iman yaitu pengetahuan, kemauan dan kemampuan. Orang yang beriman kepada Allah adalah yang memiliki pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk hidup dengan ajaran Al-quran seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah. Oleh karena itu, prasyarat untuk mencapai iman adalah memahami kandungan Al-quran. sebagai salahsatu strategi untuk menumbuhkembangkan keimanan kepada Allah . Konsep tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut pemikiran manusia, berbeda dengan konsep Ketuhanan Yang Maha Esa menurut ajaran Islam. Konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia baik deisme, panteisme, maupun eklektisme, tidak memberikan tempat bagi ajaran Allah dalam kehidupan, dalam arti ajaran Allah tidak fungsional. Paham panteisme meyakini Tuhan berperan, namun yang berperan adalah Zat-Nya, bukan ajaran-Nya. Sedangkan konsep ketuhanan dalam Islam justru intinya adalah konsep ketuhanan secara fungsional. Maksudnya, fokus dari konsep ketuhanan dalam Islam adalah bagaimana memerankan ajaran Allah dalam memanfaatkan ciptaan-Nya. Segala yang ada di alam semesta ini diciptakan oleh Yang Maha Pencipta (Khalik). Manusia yang diberi akal, ketika memperhatikan gejala dan fenomena alam akan mengambil kesimpulan bahwa alam yang menakjubkan ini tentulah diciptakan oleh Yang Maha Agung. Akal yang logis juga memahami bahwa yang dicipta tidak sama dengan Pencipta. Makhluk, kecuali ada yang nyata dapat diketahui dengan pancaindra, ada pula yang immateri dan tidak dapat dijangkau oleh indera manusia. Keyakinan akan adanya makhluk ghaib itu, akan dapat menyampaikan kepada keimanan, juga terhadap Yang Maha Ghaib, yaitu Khalik Pencipta alam semesta ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar